IKAN HIU PUTIH
Hiu putih (nama ilmiah Carcharodon carcharias), juga dikenal
sebagai hiu putih besar, pointer putih, hiu putih, atau si putih yang
mematikan), adalah hiu lamniform besar yang ada di pesisir perairan di seluruh
permukaan lautan utama. Tidak banyak yang diketahui mengenai hewan ini.
Hiu putih besar dikenal karena ukurannya, dengan
individu terbesar yang panjang tubuhnya mendekati atau bahkan melampaui 6 meter
(20 kaki), dan dengan berat sebesar 2.268 kg (5.000 lb). Hiu ini
berwarna abu-abu atau abu-abu kebiruan dengan sedikit warna putih dibagian
perut. Hiu ini memiliki gigi berjumlah 300 gigi yang tajamnya seperti tepian
gergaji. Gigi Hiu ini panjangnya dapat tumbuh mencapai 7,5 cm. Hiu jenis ini akan mencapai kedewasaan saat berumur 15 tahun, dan
dapat hidup sekitar 30 tahun.
Hiu putih dapat dikatakan hiu terbesar yang dikenal di dunia dan merupakan salah satu predator utama untuk mamalia laut. Selain itu, ia juga memangsa berbagai hewan laut lainnya, termasuk ikan, pinnipeds, dan juga burung laut. Hiu putih tercatat memiliki sejumlah serangan pada manusia. IUCN (International Union for Conservation of Nature) memperlakukan hiu putih sebagai spesies yang hampir punah.
Kingdom:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Subkelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
Carcharodon
|
Spesies:
|
C. carcharias
|
Fakta Seputar Hiu Putih
Hiu putih (Carcharodon carcharias) adalah predator laut yang ditemukan di perairan beriklim sedang dan sub-tropis, di kedua belahan bumi utara dan selatan.
Secara khusus, mereka ditemukan di lepas pantai Australia mulai dari selatan Queensland, sekitar garis pantai Selat Bass, hingga Tanjung Barat Laut di Australia Barat.
Terdaftar sebagai spesies yang dilindungi berdasarkan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Flora dan Fauna Liar yang Langka (CITES), bukti menunjukkan bahwa jumlah mereka telah menurun sebagai akibat dari aktivitas manusia, termasuk memancing dan penurunan habitat.
Memperingati Hari Satwa Liar Dunia, kami menghadirkan beberapa fakta yang mungkin tak anda ketahui tentang hewan pemburu yang menakutkan ini.
1. Mereka tak selalu berukuran 'besar'
Sebelum pertengahan tahun 1970-an, predator yang luar biasa ini hanya dikenal sebagai hiu putih atau 'pemburu putih' di Australia. Nama 'Great White' atau yang bermakna ' hiu putih besar' dipopulerkan secara global oleh film Jaws, pada tahun 1975. Dan itu bertahan hingga saat ini.
Setelah jutaan tahun proses evolusi, mereka akhrinya mendapatkan gelar itu!.
2. Hiu putih adalah rajanya ketahanan tubuh
Hiu ini dapat menempuh jarak yang luar biasa - lebih dari 3000 kilometer dalam satu bulan. Mereka bisa berenang dari Tasmania ke Selandia Baru dalam tiga minggu!.
Dengan kecepatan 3-4 kilometer/jam, daya jelajah hiu putih sedikit lebih lambat dari perenang Olimpiade, tetapi mereka bisa mempertahankannya selama lebih dari 100 kilometer sepanjang hari, setiap hari. Dan ketika mereka sedang berburu, mereka bisa mencapai 55 kilometer/ jam untuk perjalanan yang singkat.
Hiu putih bisa menyelam hingga kedalaman 1,2 kilometer, di mana tekanan airnya 120 kali lebih tinggi daripada di permukaan laut. Dan mereka akan berenang di suhu air yang berkisar antara suhu dingin kulkas Anda (3 derajat Celsius) hingga suhu hangat 27 derajat.
Ada alasannya mengapa hiu putih terlihat menakutkan saat menggigit mangsa
Ocular rotation is more than just simple eye-rolling in white sharks. With their eyes completely rolled back, an incredibly tough lump of white cartilage is exposed to shield their visual organs.
Hiu putih menunjukkan gigi mereka dan memutar mata mereka ke arah kepala, ketika mereka menyerang mangsa.
Kedua gerakan ini menempatkan rahang dan gigi hiu ke posisi menyerang yang terbaik, tetapi pada saat yang bersamaan juga melindungi mata mereka - hal yang berguna ketika mangsanya, biasanya anjing laut atau ikan pari, memiliki cakar atau duri dan rentan melawan balik.
Bagi hiu putih, rotasi mata lebih dari putaran mata sederhana. Dengan mata mereka yang benar-benar terputar, sebuah benjolan tulang rawan putih terlihat untuk melindungi organ visual mereka.
Gerakan pamer gigi tiu disebut 'palatoquadrate protrusion', dan itu adalah hasil dari otot-otot menonjol yang membuat rahang hiu maju sementara kulit di sekitar mulut tertahan. Menjadi ikan bertulang rawan - maksudnya tak memiliki tulang - rahang hiu sebenarnya cukup fleksibel, dan otot-otot yang mengontrol itu sangatlah kuat.
Dalam posisi rahang normal, gigi hiu putih lebih tersembunyi, sehingga mereka tidak menciptakan hambatan saat berenang.
4. Mereka menyerang dari bawah
Hiu putih adalah predator penyergap dan menggunakan teknik yang disebut serangan 'Polaris', yang melibatkan kelihaian dan kekuatan.
Mereka mondar-mandir di bawah permukaan laut, mencari mangsa di atas. Menggunakan ekornya yang sangat kuat untuk memacu kecepatan, hiu putih akan menyasar dan menggigit mangsanya sambil membanting mereka dan keluar dari laut.
Kehilangan banyak darah dari gigitan itu berarti luka awalnya seringkali fatal, itu memungkinkan hiu untuk membatasi risiko cedera mata dari pertarungan yang berkepanjangan.
5. Gigi hiu putih tak bisa diganti
Mereka menghasilkan ribuan gigi selama masa hidup mereka, tetapi pada satu waktu hiu putih hanya memiliki sekitar 70-80 gigi fungsional. Sebagian besar berada di satu baris, dengan beberapa lipat di tengah-tengah rahang bawah.
Gigi tersebut tergantikan ketika hilang, tapi mereka tak tumbuh di tempat yang sama. Dibutuhkan beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan untuk mengganti gigi dewasa dengan satu gigi masih berkembang dalam rahang.
Gigi rusak adalah berita buruk bagi predator.
6. Hidung hiu putih mendeteksi medan elektrik
Hiu putih tak hanya mengandalkan penglihatan mereka untuk melacak mangsa. Seperti halnya semua hiu, mereka memiliki pori-pori reseptor khusus di bawah hidung mereka (disebut 'ampullae of lorenzini') yang mendeteksi medan listrik sangat kecil, yang melingkupi semua makhluk hidup.
Sistem sensorik tambahan ini tak hanya membuat mereka mampu mengikuti mangsa dalam gelap dan dengan kecepatan tinggi. Sistem ini juga sangat peka, sehinggan banyak hiu dan pari menggunakannya untuk navigasi selama migrasi besar, dengan memasuki medan magnet Bumi.
7. Hiu putih melahirkan supaya tetap awet muda
Sangat sedikit yang diketahui tentang reproduksi hiu putih. Mereka hidup selama sekitar 70 tahun, dan hiu betina mencapai kematangan seksual beberapa tahun setelah hiu jantan, sekitar usia 15 tahun - hingga paling lambat 30 tahun.
Setelah kawin, hiu putih betina bertelur di dalam tubuhnya dan telur-telur itu berkembang dan menetas dalam rahim. Bayi hiu pertama yang menetas dengan baik bisa lanjut untuk makan telur tak subur manapun, proses yang dikenal sebagai 'oophagy'.
Setelah sekitar satu tahun kehamilan, antara 2-10 bayi hiu yang telah sepenuhnya berkembang, lahir. Dan mereka memiliki panjang sekitar 1,2-1,5 meter!
8. Kita tahu sangat sedikit soal hiu putih
Reproduksi bukanlah satu-satunya fitur hiu putih yang tak cukup kita ketahui - mereka sangat sulit untuk dipelajari, dan bukan hanya karena mereka karnivora laut yang besar.
Hiu putih berada di puncak rantai makanan laut sehingga mereka pasti akan langka, yang membuat proses menghitung jumlah mereka dan mendapatkan data yang berarti, sangatlah rumit.
Alat lacak satelit telah membuat para ilmuwan Australia menemukan perjalanan yang sangat mengesankan dari sekitar 50 hiu putih.
Hiu dewasa dalam populasi ini berkeliaran di laut menggunakan koridor umum - seperti jalan raya hiu, berhenti di tempat favorit di sepanjang jalan. Penelitian genetik telah menunjukkan bahwa ada dua populasi hiu putih Australia yang berbeda - timur dan barat, kira-kira dipisahkan oleh Selat Bass.
Alat pelacakan juga telah menunjuk dua pembibitan di wilayah timur di mana hiu putih remaja sepanjang 2,6 meter berkumpul selama musim semi dan musim panas, satu di lepas pantai Pelabuhan Stephens, New South Wales, dan satu lagi di lepas pantai 'Wilsons Promontory', Victoria.
Peneliti Australia telah menggunakan alat lacak satelit untuk menemukan sekitar 50 hiu putih. (Foto: CSIRO) |
Penelitian seperti ini memberi kita gagasan yang lebih baik tentang populasi hiu yang ada, perilaku mereka, serta dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan dan perubahan yang kita lakukan terhadap mereka.
Predator kelas atas yang tumbuh secara lambat dan bereproduksi dengan rendah, seperti hiu putih, akan selalu rentan dalam hal tingkat populasi. Belajar lebih banyak tentang mereka tak hanya akan membantu kita membuat keputusan manajemen yang lebih tepat, tetapi juga akan memperjelas peran penting predator kelas atas ini dalam menjaga ekosistem laut.
Ini semua berkat pakar hiu putih, Andrew Fox dan Dr Rachel Robbins, dari Yayasan Penelitian Hiu 'Fox'.
(