Beo Nias Hewan Khas Sumatera Utara
Hewan khas atau fauna identitas Sumatera Utara adalah burung Beo Nias. Burung dari famili Sturnidae ini adalah anak jenis (subspesies) dari Burung Beo (Gracula religiosa). Subspesies yang dikenal sebagai Burung Beo Nias ini merupakan burung endemik Sumatera Utara. Daerah sebarannya meliputi Pulau Nias, Pulau Babi, Pulau Tuangku, Pulau Simo dan Pulau Bangkaru.
Nama latin hewan ini adalah Gracula religiosa religiosa Linnaeus, 1758. Burung Beo sendiri dalam bahasa Inggris kerap disebut sebagai Common Hill Myna atau Hill Myna.
Burung Beo Nias berukuran sekitar 40 cm. Hampir seluruh bulunya berwarna hitam pekat kecuali bulu di bagian bagian sayap yang berwarna putih. Paruh berwarna kuning orange, sedang kaki berwarna kuning. Ciri khas burung Beo Nias yang membedakan dengan burung beo lainnya adalah adanya sepasang gelambir cuping telinga berwarna kuning serta iris mata yang berwarna coklat gelap.
Beo Nias bersama burung beo lainnya terdaftar sebagai spesies Least Concern oleh IUCN Redlist dan terdaftar sebagai Appendix II CITES. Di Indonesia termasuk burung yang dilindungi berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 1990 dan Peraturan pemerintah No. 7 Tahun 1999.
Klasifikasi Ilmiah Beo Nias:
Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Aves. Ordo: Passeriformes. Famili: Sturnidae. Genus: Gracula. Spesies: G. religiosa. SubspesiesGracula religiosa robusta. (alamendah)
Gajah Asia
Gajah asia (Elephas maximus), kadang dikenal dengan nama salah satu subspesiesnya, gajah india, adalah satu dari tiga spesies gajah yang masih hidup, dan merupakan satu-satunya spesies gajah dari genus Elephas yang masih hidup. Hewan ini adalah hewan darat terbesat di Asia. Gajah Asia adalah spesies terancam karena habitat yang terus berkurang dan perburuan liar, populasi gajah di alam liar tersisa antara 41,410 sampai 52,345. Gajah asia cenderung berumur panjang, dengan usia tertua yang diketahui mencapai 86 tahun.
Hewan ini banyak didomestikasi. dan telah digunakan dalam kehutanan di Asia Selatan dan Tenggara selama berabad-abad dan digunakan juga untuk tujuan seremonial. Sumber-sumber sejarah mengindikasikan bahwa hewan ini kadang digunakan selama musim panen dalam kegiatan penggilingan. Gajah liar dapat dimanfaakatn untuk menarik wisatawan, namun hewan ini juga merusak panen, dan dapat memasuki perkampungan untuk merusak perkebunan.
Penyebaran dan habitat
Gajah asia menghuni kawasan padang rumput, hutan hijau tropis, hutan semi-hijau, hutan gugur lembab, hutan gugur kering dan hutan berduri kering. Selain itu mereka juga biasa hidup di hutan tanaman, hutan sekunder dan semak belukar. Beberapa dari tipe habitat gajah ini bisa mencapai ketinggian 3,000 m (9,800 ft) di atas permukaan laut.
Ada tiga subspesies gajah asia yang dikenal:
- Gajah sri lanka yang terdapat di Sri Lanka;
- Gajah india yang terdapat di daratan Asia: India, Nepal, Bangladesh, Bhutan, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, Vietnam,Kamboja, Laos, dan China;
- Gajah sumatera yang terdapat di Sumatera dan Kalimantan.
Di China, gajah asia hanya terdapat di prefektur Xishuangbanna, Simao, dan Lincang di selatan Yunnan. Di Bangladesh, hanya terdapat sebagian populasi gajah yang terpencil di Bukit Chittagong.
Ekologi dan perilaku
Gajah merupakan hewan krepuskular. Mereka dikelompokkan sebagai megafauna dan mengkonsumsi sekitar 150 kg (330 lb) pakan tanaman per hari. Mereka adalah pemakan segala tumbuhan; pemakan rumput (grazer) dan juga pemakan pohon (browser) sekaligus. Tercatat 112 spesies tanaman yang berbeda menjadi santapan hewan ini. Kebanyakan tumbuhan dari bangsa Malvales, suku polong-polongan, pinang-pinangan, teki-tekian dan padi-padian.Mereka memakan pohon (browsing) lebih banyak pada musim kemarau, dengan kulit pohon menjadi porsi utama. Mereka minum setidaknya sekali sehari dan tidak pernah tinggal jauh dari sumber air murni. Mereka membutuhkan 80–200 liter air dalam satu hari.
Anak gajah biasanya bergabung dalam kawanan gajah betina dewasa. Namun gajah jantan akan memisahkan mereka saat sang anak mencapai masa remaja.
Gajah mampu mengenal suara dengan amplitudo rendah. Mereka menggunakan infrasonik untuk berkomunikasi satu sama lain; hal ini pertama kali diketahui dan dicatat oleh naturalis asal India, Madhaviah Krishnan, yang dipelajari lebih lanjut oleh Katharine Payne kemudian.
Pemangsaan harimau terhadap gajah Asia jarang terjadi dan hanya terbatas pada anak gajah yang masih kecil.
Klasifikasi ilmiah: | ||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| ||||||||||||||
Nama binomial: | ||||||||||||||
Elephas maximus |
No comments:
Post a Comment